Cukupi Asupan Protein Hewani Anak untuk Gantikan Camilan

55 views 2:26 pm 0 Comments Maret 7, 2023

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, menyarankan mencukupi asupan protein hewani dan serat dari sumber alami untuk anak agar anak tidak menyantap camilan rendah nutrisi atau makanan cepat saji.

Menurutnya, protein hewani seperti telur dan ikan yang kemudian diolah menjadi makanan tradisional macam pindang telur, rendang, dan lainnya, serta sumber serat seperti sayuran hijau serta buah-buahan termasuk memiliki indeks glikemik rendah yang berarti membuat kenyang lebih lama.

“Makanan tradisional dari real food ini akan mengenyangkan, kenyangnya lama dan kalau sudah kenyang lama dia tidak akan snacking,” ujar Piprim.

Obesitas Tak Biasa Fajri Asal Tangerang, Dokter RSCM Duga Ada Gangguan Hormon Ia mengingatkan orang tua mengenalkan protein hewani pada anak sejak masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) karena selain membantu mencegah anak obesitas juga mengatasi stunting atau kondisi perkembangan otak dan tumbuh kembang anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Jenis makanan sendiri sangat berpengaruh pada perilaku makan berlebih dan obesitas.

Studi sejak 24 tahun lalu dengan melibatkan anak-anak memperlihatkan peserta yang diberi makanan indeks glikemik tinggi, gula darahnya meningkat dan turun secara cepat.

Begitu juga insulinnya.

“Indeks lapar anak-anak yang mendapat makanan indeks glikemik tinggi itu lebih cepat lapar maka energy cumulative intake-nya jadi tinggi.

Sedangkan anak yang diberi makanan dengan indeks glikemik rendah, hunger rating-nya rendah atau tidak gampang lapar,” jelas Piprim.

Apakah Sering Mengonsumsi Pemanis Buatan Berdampak Buruk terhadap Kesehatan? Perhatikan indeks glikemikMenurut Kementerian Kesehatan, indeks glikemik (IG) merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam bahan pangan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

Studi yang dipublikasikan melalui JAMA Network tahun 2007 menunjukkan makanan dengan indeks glikemik tinggi meningkatkan kadar glukosa darah secara signifikan sehingga meningkatkan kebutuhan insulin.

Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada pankreas yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes.

“Indeks glikemik kalau semakin tinggi itu makanan begitu dimakan langsung jadi gula seperti instant oatmeal, susu.

Junk food, ultra-processed food yang tinggi gula selain membahayakan kesehatan bikin anak kecanduan,” paparnya.

Makanan indeks glikemik tinggi juga dikatakan dapat meningkatkan penyimpanan lemak dan meningkatkan risiko obesitas.

Pada kondisi obesitas terjadi penumpukan lemak akibat kelebihan kalori dalam bentuk lemak.

Lemak kemudian menumpuk pada daerah tubuh yang seharusnya tidak ada lemak, seperti selaput luar jantung, dalam otot jantung, dan hati, yang dapat berujung masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan hati.

Pilihan Editor: Jadi Camilan Terenak di Dunia, Ahli Gizi Beri Saran Santap Pisang Goreng

Tag: , , , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *